8/26/2013

kerajaan salakanegara

KERAJAAN SALAKANEGARA
BY:ARYA





1. Profil umum
Salah satu wilayah pemukiman masyarakat yang terbesar di Pasundan  padawaktu itu adalah Teluk Lada Pandeglang Banten, yang merupakan pelabuhan alam yang banyak dikunjungi oleh pendatang dari pulau-pulau lain, seperti pendatang dari Bugis, Maluku, Lampung, Tumasik, Penang/Malaya, dan India. Perdagangan di Teluk Lada berupa hasil laut, bumi, hutan, ternak dan ikan darat. Hasil Bumi dengan komoditas utama lada, ditanam pnduduk di pedalaman Teluk Lada, dan datang dari pulau sebrang (Lampung). Hasil pertambangan seperti besi, tembaga, emas dan perak yang dikelola secara tradisional, jarang diperjualbelikan (timbal balik) oleh penduduk kepada pihak luar. Hasil pertambangan itu dipakai sendiri untuk bahan pembuatan alat-alat pertanian, alat keperluan sehari-hari, senjata dan perhiasan.Perdagangan dengan pihak luar disebabkan karena adanya kebutuhan penduduk pada kain (dari india), keramik Cina dari para pedagang Tumasikdan Penang, dan barang-barang lainya yang belum dapat dibuat oleh para penduduk Teluk Lada. pemimpin di Teluk Lada itu adalah Datu Tirem, yang pada mulanya merupakan seorang pendatang dari Sumatra/Melayu, kemudian menjafi pemimpin pada kelompok itu, dan beristrikan wanita pribumi Teluk Lada.
Sekitar tahun 128, datanglah rombongan bangsawan dari India yang dipimpin Dewawarman, kerabat keraton kerajaan Calankayana di India, ia mengemban misi dari rajanya untuk mencari "vazal" (daerah pengaruh) Calankayana di luar India, dalam rombongan itu dibawa pula para pendeta untuk menyebarkan agama Hindu. Keberadaan Dewawarman di Teluk Lada membawa manfaat sangat besar bagi Datu Tirem dan para penduduknya , sosok pangeran itu menarik hati Datu Tirem dan rakyatnya, disamping itu ia berhasil pula mengatasi kesulitan yang dialami komunitas penduduk Teluk Lada, diantaranya mengusir Bajak Laut yang selalu mengganas di Selat Sunda, yang menjadi gangguan keamanan bagi para pedagang dan membantu memperbaiki sistem pemerintahan, pertanian, petrambangan dan perdagangan. Para pendeta yang dibawanya dari India menyebarkan agama Hindu pada penduduk setempat sehingga agama hindu mulai dianut para penduduk Teluk Lada dan mempengaruhi pola budayanya. Dengan adanya Dewawarman dan saudara-saudaranya, kemakmuran penduduk Telok Lada meningkat dengan pesat.

2.Kehidupan sosial keagamaan.
Delawarean akhirnya menikah dengan Larasati putri Datu Tirem, kemudian Datu Tirem menyerahkan kedudukanya kepada Dewawarman, selanjutnya sebagai ahli pemerintah pada tahun 130 mendirikan kerajaan Salakanagara, dan istrinya menjadi permaisuri dengan gelar Dewi Dwani Rahayu. Dengan inti pasukan yang dibawa dari Calankayana, ditambah tenaga dari penduduk setempat, Dewawarman membentuk balatentara Salakanagara, dan menyatukan satuan-satuan kecil penduduk sampai ke pedalaman-pedalaman di utara, selatan dan timur Salakanagara sekaligus memperluas wilayahnya. Sehingga pada masa pemerintahanya Salakanagara membentang dari pantai Selat Sunda, pantai selatan (Kabupaten lebak sampai Cianjur sekarang), pantai uatara Jawadwipa (sampai tepi barat sungai Citarum), sekaligus dengan pedalamanya. Perluasan itu dimungkinkan, karena kuatnya balatentara Salakanagara. "Purasaba" (Ibukota) Salakanagara dibangun di Teluk Lada dan dinamainya "Rajatapura" (tempat/kota kedudukan raja) sebagai pusat pemerintahanya.
Untuk melancarkan roda pemerintahanya dibentuklah "mandala-mandala" (daerah-daerah) bawahan/kerajaan mandala, yaitu kerajaan mandala Ujung kulon di bawah pemerintahanya Raja Bahadura Harigana Jaya Sakti adik pangeran Dewawarman (yang meliputi wilayah Lebak sekarang). Purasaba kerajaan Ujung Kulon kemungkinan berelokasi di sekitar teluk penanjung yang memanfaatkan teluk itu untuk prasarana transportasi, komunikasi dan perdagangan sebagai pelabuhan alam karena kurang dan sulitnya jalan darat.'
Adapun Salakanagara pendapatanya dari hasil laut, penanaman lada, peternakan, hasil hutan dan pertambangan besi, tembaga, mas dan perak. Dengan adanya aneka ragam pendapatan tersebut, penguasa Salakanagara dapat memberikan kemakmuran bagi rakyatnya.
Seperti yang diutarakan dimuka, bahwa Pangeran Dewawarman dan rombonganya mencari vazal bagi kerajaan asalnya, dengan demikian Salakanagara berada di bawah pengaruh Calankayana di India. Sebagai Vazal, Salakanagara memberikan upeti tahunan kepada Calankayana dan kerajaan induk itu mengirimkan kain sutra, permadani, senjata dan kapal laut. Selain dari pada itu, dikirimkan pula para pendeta hindu ke Salakanagara untuk mendidik masyarakat dalam agama Hindu, sehingga seterusnya agama Hindu menjadi agama mayoritas penduduk Salakanagara menggantikan kepercayaan semula.
pada tahun 150, seorang pengembara yaitu Ptolemeus tiba di Salakanagara bersama dengan rombonganya pedagang dari India menetap di purasaba Rajatapura. Ptolemeus sangat mengagumi Salakanagara yang disebutya Argyre (kota perak).
Keberhasilanya Dewawarman dan permaisurnya dalam membesarkan Salakanagara dan membawa rakyat Salakanagara pada kemakmuran dan kesejahteraan, membuat pasangan penguasa tersebut sangat dihormati rakyatnya, dan dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu (Dewa penjaga dan pelindung manusia ), dan permaisurinya dianggap sebagai jelmaan Dewi Sri (istri Dewa Wisnu), Dewa wanita pelindung tanaman , ternak dan keseburan.

3.Silsilah raja.
Salakanagara berlangsung dari tahun 130 sampai tahun 358, di bawah pemerintahan Dewawarman I sampai VIII. Adapun raja terakhir, yaitu Dewawarman VIII tidak mempunyai anak laki-laki, hanya memiliki anak perempuan saja, sehingga tidak memiliki putra mahkota (penerus tahta). Pada masa pemerintahan Dewawarman VIII, datanglah seorang maharesi muda dari Calankayana, yang memberitahukan pada Dewawarman VIII bahwa Calankayana telah ditaklukan oleh kerajaan Magada di bawah pemerintahan Maharaja Samudragupta. Pada masa itu, politik ekspansi maharaja samudragupta berhasil menaklukan hampir seluruh kerajaan di India. Untuk Seterusnya Maharesi muda bernama Jayasingawarman itu tinggal di purasaba Rajatapura dan akhirnya menikah dengan putri Dewawarman VIII. Karena kecakapan dan keperwiraanya, Jayasingawarman diangkat sebagai penerus tahta Salakanagara.
Sementara itu, Maharaja Samudragupta makin meluskan wilayah Magada keluar India. Diantaranya mencari daerah jajahan Calankayana atau daerah pengaruhnya. Untuk menghindari adanya penyerbuan Magada mengingat sangat kuatnya balatentara kerajaan itu, Dewawarman VIII memerintahkan kepada menantunya untuk mendirikan pusat pemerintahan baru (di daerah kecamatan Tarumajaya, Muaragembong, Sukawangi dan Cabangbungin kabupaten Bekasi sekarang), usaha Jayasingawarman berhasil, kemudian Dewawarman VIII menyerahkan tahtanya pada Jayasingawarman. Seterusnya Salakanagara berganti nama menjadi Tarumanagara (358).

Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Salakanagara :

Prabu Dharmalokapala Dewawarman (Dewawarman I)
Prabu Digwijayakasa Dewawarman (Dewawarman II)
Prabu Singasagara Bimayasawirya Dewawarman (Dewawarman III)
Prabu Darmasatyanagara Dewawarman (Dewawarman IV)
Prabu Darmasatyajaya Dewawarman (Dewawarman V)
Prabu Ganayanadewa linggabumi Dewawarman (Dewawarman VI)
Prabu Digwijaya Satyaganapati Dewawarman (Dewawarman III)
Spatikarnawa Warmadewi
Prabu Darmawirya Dewawarman (Dewawarman VIII)



8/25/2013

KERAJAAN HINDU DI NUSANTARA



KERAJAAN HINDU DI NUSANTARA
OLEH :
Arya Santhyabujangga





1.       Kerajaan Kutai di Kalimantan timur tahun 400 M (Kerajaan Hindu)
Raja yang pertama : Kudungga
Raja yang terkenal : Mulawarman
2.       Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat tahun 500 M (Kerajaan Hindu)
Raja yang terkenal : Purnawarman
3.       Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah tahun 732 M (Kerajaan Hindu)
Raja yang pertama : Sanjaya
Raja yang terkenal : Balitung
4.       Kerajaan Medang di Jawa Timur abad IX (Kerajaan Hindu)
Raja yang terkenal : Empu Sendok:
5.       Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur tahun 1073 M (Kerajaan Hindu)
Raja yang pertama dan terkenal : Airlangga
Kerajaan Kediri di tepi Sungai Berantas Jawa Timur abad XII M (Kerajaan Hindu)
Raja yang pertama : Jaya Warsa
Raja yang terkenal : Jaya Baya
6.       Kerajaan Singasari di Jawa Timur tahun 1222 - 1292
Raja yang pertama : Sri Rajasa (Ken Arok)
Raja yang terkenal : Kertanegara (Joko Dolok)
7.       Kerajaan Majapahit di Delta Brantas tahun 1293 - 1520 (Kerajaan Hindu)
Raja yang pertama : Raden Wijaya
Raja yang terkenal : Hayam Wuruk
Raja yang terakhir : Brawijaya (Kertabumi)
Patih yang terkenal : Gajah Mada
8.       Kerajaan Pajajaran di Priangan (Jawa Barat) tahun 1333 (Kerajaan Hindu)
Raja yang terkenal : Sri Baduga Maharaja                                                 
 Raja yang terakhir : Prabu Sedah

Lapisan Tubuh Manusia



TRI SARIRA (Tiga lapisan tubuh pada manusia)

Oleh : Arya Santhyabujangga






1.  Tri Sarira terdiri dari dua kata, yaitu “Tri” yang artinya tiga dan “Sarira” yang artinya badan. Jdi Tri Sarira artinya tiga lapisan badan manusia yang memiliki fungsi dan kualitas yang berbeda.

2.  Bagian-bagian Tri Sarira yaitu:
a.  Stula Sarira adalah lapisan badan paling luar. Disebut juga badan kasar atau badan wadag. Stula Sarira merupakan organ-organ tubuh yang dapat dilihat dan diraba yaitu fisik manusia. Stula Sarira terbentuk dari unsur Panca Maha Bhuta, yaitu:
1.  Pertiwi adalah segala zat yang padat. Contohnya: tulang, otot, daging, kuku, dan rambut.
2.  Apah adalah segala zat yang cair. Contohnya: darah, dan lender.
3.  Teja adalah segala zat panas. Contohnya: suhu badan.
4.  Bayu adalah udara. Contohnya: nafas.
5.  Akasa adalah zat eter. Contohnya: rongga tubuh

b.  Suksma Sarira atau badan halus adalah lapisan badan yang tidak dapat dilihat dan diraba, yaitu alam pikiran manusia. Alam pikiran letaknya jauh di dalam badan sehingga disebut dengan badan halus. Badan Halus dalam Agama Hindu disebut Suksma Sarira. Suksma Sarira adalah pikiran atau ingatan. Suksma Sarira dalam Bahasa Sansekerta disebut citta. Ingatan atau citta adalah pengalaman yang dibuat tubuh, dipikirkan, dilihat dan dirasakan selama manusia hidup di dunia ini.Citta adalah salah satu unsur yang membentuk watak atau budi seseorang
c.  Antakarana Sarira adalah lapisan badan yang paling halus yaitu Atman. Antakarana Sarira disebut juga badan penyebab. Atman inilah yang menjiwai manusia sehingga bisa hidup dan beraktivitas. Atma adalah yang paling berkuasa dalam tubuh manusia. Atma yang membentuk gerak pikiran dan tingkah laku manusia.

3.  Fungsi dari Tri Sarira adalah untuk menentukan kehidupan manusia di dunia ini. Tubuh manusia (Stula Sarira) adalah alat dari pikiran (Suksma Sarira). Sedangkan atman yang menentukan gerak pikiran manusia. Pikiran dipengaruhi oleh Tri Guna yaitu Satwam, Rajas dan Tamas. Apabila ingatan dipengaruhi oleh Satwam, maka seseorang akan menjadi bijaksana, pandai, pemaaf. Apabila ingatan dipengaruhi oleh guna Rajas maka seseorang menjadi pemarah, pendendam dan agresif. Apabila ingatan dipengaruhi oleh Tamas, maka seseorang akan menjadi malas, loba dan rakus. Jadi Stula Sarira adalah alat dari pikiran, Suksma Sarira adalah pelaksana atau yang menggerakkan, sedangkan Antakarana Sarira adalah menentukan arah gerak.