10/28/2015

Sad Atatayi (Visada dan Dratikrama)

Nama: Nyoman Arya S         
Tanggal: 28, Oct 2015
Kelas: Y7B-2


Sad Atatayi

         Sad Atatayi terdiri dari kata “Sad” dan “Atatayi”. Sad berarti enam dan atatayi berarti cara pembunuhan. Dengan begitu, Sad atatayi  berarti enam cara pembunuhan atau memaksa korban. Sebernarnya di kitab veda, ada ajaran yang disebut Ahimsakarma, yaitu tidak boleh membunuh sesama  mahluk hidup dengan motivasi balas dendam dan kemarahan. Dalam tabel di bawah, saya hanya membahas  bagian kedua (Visada) dan kelima (Dratikrama) di bagian bagian .Sad Atatayi

Bagian Sad Atatayi
Contoh Nyata
Refleksi
Visada
Visada adalah bagian kedua (2) dari Sad Atatayi yang berarti meracuni sesama manusia atau sesame mahluk hidup seperti binatang, sampai pingsan atau bahkan mengudang mati.
a).Kecanduan memakai narkoba.
b).Meracuni orang melalui meracuni makanan atau minuman yang akan di konsumsi oleh korban.
Sad Atatayi memang buruk untuk umat manusia, tetapi sebagai umat hindu kita bisa menghindarinya dengan cara mendekatkan diri kepada Shang Hyang Widhi, Dewa dan leluhur dengan melakukan Tri Sandya, Tirta Yatra atau melakukan segala media upacara keagamaan.
Dratikrama
Dratikrama adalah bagian kelima dari Sad Atatayi yang berarti memaksa orang untuk melakukan sesuatu kepada yang memaksa korban tersebut.
a).Perampok memaksa korban untuk menyerahkan uang atau harta yang ia punya.



9/10/2015

Avatara Dalam Hindu


Avatara Dalam Hindu



 Nyoman Arya S. | 9/9/2015

Narashima
Pada menjelang akhir zaman Satyayuga (zaman kebenaran), seorang raja asura Hiranyakasipu membenci segala sesuatu yang berhubungan dengan Wisnu, dan dia tidak senang apabila di kerajaannya ada orang yang memuja Wisnu. Sebab bertahun-tahun yang lalu, adiknya yang bernama Hiranyaksa dibunuh oleh Waraha, awatara Wisnu.
Agar menjadi sakti, ia melakukan tapa yang sangat berat, dan hanya memusatkan pikirannya pada Dewa Brahma. Setelah Brahma berkenan untuk muncul dan menanyakan permohonannya, Hiranyakasipu meminta agar ia diberi kehidupan abadi, tak akan bisa mati dan tak akan bisa dibunuh. Namun Dewa Brahma menolak, dan menyuruhnya untuk meminta permohonan lain. Akhirnya Hiranyakashipu meminta, bahwa ia tidak akan bisa dibunuh oleh manusia, hewan ataupun dewa, tidak bisa dibunuh pada saat pagi, siang ataupun malam, tidak bisa dibunuh di darat, air, api, ataupun udara, tidak bisa dibunuh di dalam ataupun di luar rumah, dan tidak bisa dibunuh oleh segala macam senjata. Mendengar permohonan tersebut, Dewa Brahma mengabulkannya.
Sementara ia meninggalkan rumahnya untuk memohon berkah, para dewa yang dipimpin oleh Dewa Indra, menyerbu rumahnya. Narada datang untuk menyelamatkan istri Hiranyakasipu yang tak berdosa, bernama Lilawati. Saat Lilawati meninggalkan rumah, anaknya lahir dan diberi nama Prahlada. Anak itu dididik oleh Narada untuk menjadi anak yang budiman, menyuruhnya menjadi pemuja Wisnu, dan menjauhkan diri dari sifat-sifat keraksasaan ayahnya.
Mengetahui para dewa melindungi istrinya, Hiranyakasipu menjadi sangat marah. Ia semakin membenci Dewa Wisnu, dan anaknya sendiri, Prahlada yang kini menjadi pemuja Wisnu. Namun, setiap kali ia membunuh putranya, ia selalu tak pernah berhasil karena dihalangi oleh kekuatan gaib yang merupakan perlindungan dari Dewa Wisnu. Ia kesal karena selalu gagal oleh kekuatan Dewa Wisnu, namun ia tidak mampu menyaksikan Dewa Wisnu yang melindungi Prahlada secara langsung. Ia menantang Prahlada untuk menunjukkan Dewa Wisnu. Prahlada menjawab, "Ia ada dimana-mana, Ia ada di sini, dan Ia akan muncul".
Mendengar jawaban itu, ayahnya sangat marah, mengamuk dan menghancurkan pilar rumahnya. Tiba-tiba terdengar suara yang menggemparkan. Pada saat itulah Dewa Wisnu sebagai Narasinga muncul dari pilar yang dihancurkan Hiranyakasipu. Narasinga datang untuk menyelamatkan Prahlada dari amukan ayahnya, sekaligus membunuh Hiranyakasipu. Namun, atas anugerah dari Brahma, Hiranyakasipu tidak bisa mati apabila tidak dibunuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tepat. Agar berkah dari Dewa Brahma tidak berlaku, ia memilih wujud sebagai manusia berkepala singa untuk membunuh Hiranyakasipu. Ia juga memilih waktu dan tempat yang tepat. Akhirnya, berkah dari Dewa Brahma tidak berlaku. Narasinga berhasil merobek-robek perut Hiranyakasipu. Akhirnya Hiranyakasipu berhasil dibunuh oleh Narasinga, karena ia dibunuh bukan oleh manusia, binatang, atau dewa. Ia dibunuh bukan pada saat pagi, siang, atau malam, tapi senja hari. Ia dibunuh bukan di luar atau di dalam rumah. Ia dibunuh bukan di darat, air, api, atau udara, tapi di pangkuan Narasinga. Ia dibunuh bukan dengan senjata, melainkan dengan kuku.
Kurma
Menurut berbagai kitab Purana, Wisnu mengambil wujud seekor kura-kura dan mengapung di lautan susu. Di dasar laut tersebut konon terdapat harta karun dan tirta amerta yang dapat membuat peminumnya hidup abadi. Para Dewa dan Asura berlomba-lomba mendapatkannya. Untuk mangaduk laut tersebut, mereka membutuhkan alat dan sebuah gunung yang bernama Gunung Mandara Giri, yang digunakan untuk mengaduknya. Para Dewa dan para Asura mengikat gunung tersebut dengan Naga Wasuki (Naga Basuki) dan memutar gunung tersebut. Kurma menopang dasar gunung tersebut dengan tempurungnya. Dewa Indra memegang puncak gunung tersebut agar tidak terangkat ke atas. Setelah sekian lama tirta amerta berhasil didapat dan Dewa Wisnu mengambil alih.

Kalki
Berbagai tradisi memiliki berbagai kepercayaan dan pemikiran mengenai kapan, bagaimana, di mana, dan mengapa Kalki Awatara muncul. Penggambaran yang umum mengenai Kalki Awatara yaitu beliau adalah Awatara yang mengendarai kuda putih (beberapa sumber mengatakan nama kudanya “Devadatta” (anugerah Dewa) dan dilukiskan sebagai kuda bersayap). Kalki memiliki pedang berkilat yang digunakan untuk memusnahkan kejahatan dan menghancurkan iblis Kali, kemudian menegakkan kembali Dharma dan memulai zaman yang baru.
Salah satu sumber yang pertama kali menyebutkan istilah Kalki adalah Wisnu Purana, yang diduga muncul setelah masa Kerajaan Gupta sekitar abad ke-7 sebelum Masehi. Wisnu adalah Dewa pemelihara dan pelindung, salah satu bagian Trimurti, dan merupakan penengah yang mempertimbangkan penciptaan dan kehancuran sesuatu. Kalki juga muncul di salah satu dari 18 kitab Purana yang utama, Agni Purana. Kitab purana yang memuat khusus tentang Kalki adalah Kalki Purana. Di sana dibahas kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa Kalki muncul.

Moral:
Dari 3 avatara Diatas, semua avatara datang bertujuan untuk menegakan dharma dan mengalahkan adharma yang merajalela hingga tercipta perdamaian.

Refleksi:
Kita harus menjaga hubungan antara manusia-tuhan, manusia-alam sekitar dan manusia-manusia, dengan cara tri kaya parisuda yaitu berbuat, berbicara dan berpikir.\

Klik dibawah untuk melihat 7 awatara:

8/23/2015

Konsep Avatara Dalam Hindu


Konsep Avatara Dalam Hindu
Nama: Nyoman Arya S
Kelas : Y7B2
Date   : Senin, August 24, 2015

Avatara berarti kelahiran Brahma, kata avatara berasal dari bahasa sansekerta, ava artinya bawah, tara adalah menyebrang atau menjelma, jadi Avatara adalah penjelmaan tuhan ke dunia untuk menyelamatkan dunia dari ancaman kehancuran dan kejahatan yang merajalela dan menegakan dharma.

Banyak sekali Avatara, tapi yang utama ada 10 atau Dasa Avatara yaitu:


Matsya Awatara, sang ikan, muncul saat Satya Yuga


Kurma Awatara, sang kura-kura, muncul saat Satya Yuga

Waraha Awatara, sang babi hutan, muncul saat Satya Yuga

Narasimha Awatara, manusia berkepala singa, muncul saat Satya Yuga
Wamana Awatara, sang orang cebol, muncul saat Treta Yuga

Parasurama Awatara, sang Rama bersenjata kapak, muncul saat Treta Yuga

Rama Awatara, sang ksatria, muncul saat Treta Yuga


Kresna Awatara, putra Wasudewa, muncul saat Dwapara Yuga

Buddha Awatara, pangeran Siddharta Gautama, muncul saat Kali Yuga

Kalki Awatara, sang pemusnah, muncul saat Kali Yuga

Pada akhir satya yuga sampai dengan kali yuga banyak bermunculan yang bertujuan untuk menegakan dharma dari adharma yang sudah merajalela.

3/09/2015

Sejarah Hindu

Sejarah Perkembangan Agama hindu sesudah merdeka
Nyoman Arya
(0109000346)
Year 6 B

Sebelum merdeka
         Sebelum merdeka Indonesia dihampiri Rsi Agastia yang menyebari agama hindu dari india. Sejak Rsi Agastia dating di Indonesia, berbagai kerajaan terkenal yaitu kutai, singa sari, majapahit, taruma Negara, salaka Negara dan mataram memeluk agama yang telah Rsi Agastia ajarkan.

Sesudah kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, perkembangan selanjutnya pada tanggal 3 januari 1946 berdiri sebuah Departemen yang khusus mengatur, menata dan mengayomi kehidupan beragama bernama Departemen Agama. Terdapat dua pendidikan yaitu:      Pendidikan informal dan Pendidikan formal
Pendidikan informal adalah sekolah Pasraman Kilat di sekolah setiap akhir tahun. Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah, contoh prasaman sd, smp, sma dan sekolah tinggi.
Perkembangan organisasi terdiri dari:
·      PHDI (Parisada Hindu Darma Indonesia)
·      WHDI (Wanita Hindu Darma Indonesia)
·      KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Darma Indonesia)
·      PERADAH (Persatuan muda Hindu Darma
·      Prajaniti (Organisasi Pergerakan Hindu)
·      FCHI (Forum Cendikiawan Hindu Indonesia)
Bidang sastra dilakukan dengan cara pengadaan kitab suci agama hindu (Veda) terdiri dari Bhagavad Gita, Ramayana, Mahabharata.
Seni dan arsitektur, seni dilakukan dengan cara pengadaan kegiatan seperti sloka, kidung, palawaki, tari , gambar dan mengambel. Arsitektur dilakukan dengan cara membuat arca, pura, kuil, candi

                                                       

2/08/2015

Cadhu sakti

Cadhu Sakti
Nyoman arya 0109000346
1.     Wibhu sakti
Widhu sakti adalah tuhan maha ada. Tuhan Dengan wujud nya Wyapi Wyapaka Nirwikara yang artinya tuhan ada di mana-mana tidak di suatu tempat.

2.     Prabhu Sakti
Prabhu sakti adalah tuhan di gambarkan dengan raja yang berarti maha kuasa, jika digambar kan dengan tuhan, tuhan adalah yang maha kuasa di alam semesta ini.

3.     Jnana Sakti
Ini adalah salah satu sifat tuhan yaitu maha tahu, madsud darimaha tau adalah tuhan tahu apa yang akan terjadi masa yang akan datang dan apa yang akan kita lakukan nanti.

4.     Krya Sakti
Artinya sifat Ida Sang Hyang Widhi sebagai Maha Karya. Sang Hyang Widhi dapat berbuat apa saja yang dikehendakinya.