11/05/2014

Atman dan karmaphala


Nyoman Arya Santhyabujangga
MYP 6B


A. Atman (Atman Tatwa)
          Kata Atma berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti jiwa atau roh.Atma adalah percikan-percikan kecil dari Parama Atma (Sang Hyang widhi) yang berada dalam tubuh makhluk. Atma yang berada dalam tubuh manusia disebut jawatma. Jiwatmalah yang menghidupi tubuh manusia dan makhluk lainnya. Bila Atma meninggalkan tubuh, maka tubuh akan mati. Indra manusia tidak dapat bekerja tanpa ada Atma. Mata tidak dapat tanpa adanya Atma. Lidah tidak dapat merasakan rasa jika tidak ada Atma. Kulit tak dapat merasakan rasa sentuhan, dan semua tidak dapat berfungsi bila tidak ada Atma.Bila seseorang sudah memasuki usia tua maka satu persattu indranya akan mati, seperti kuping menjadi tuli, rambut menjadi putih, mata tidak dapat melihat dengan jelas,  tetapi tubuhnya masih hidup karena Atma masih bersemayam dalam tubuhnya. Tetapi bila Atma sudah tidak bersemayam lagi dalam tubuh manusia maka manusia akan mati. Bila badan terpisah dengan jiwatma pada saat manusia mati, hanya badanlah yang hancur, tetapi jiwatma tidak mati, ia akan mengalami sorga dan neraka sesuai dengan baik buruk perbuatannya. Jiwatma juga tidak selama-lamanya di sana, ia akan mengalami kelahiran kembali dengan mengambil wujud sesuai dengan perbuatannya.
Dengan demikian Atma tidak akan mati walaupun manusia telah mati, karena Atma pada kahekekatnya adalah sempurna. Adapun sifat-sifat Atma, sesuai dengan yang disebutkan dalam kitab Bhagawadgita adalah sebagai berikut:
1. Achodya artinya tak terlukai oleeh senjata
2. Adahya artinya tak terbakar oleh api
3. Akledya artinya tak terkeringkan olehh angin
4. Acesyah artinya tak terbasahkan oleh air
5. Nitya artinya abadi
6. Sarwagatah artinya dimana-mana ada
7. Sthanu artinya tak berpindah-pindah
9. Acala artinya tak bergerak
10. Sanatana artinya selalu sama
11. Ayakta artinya tak dilahirkan
12. Achintya artinya tak terpikirkan
13. Awikara artinya tak berubah, sempurna tidak laki-laki ataupun prempuuan.
Dalam seloka disebutkan sebagai berikut :
 “Ia tidak dapat dipotong, ia tidak dapat dibakar, ia tidak dapat dibasahi maupun dikeringkan. Ia abadi, berada di mana-mana, tidak berobah dan bergerak. Ia adalah selalu sama.” (Bhagawadgita, II. 24).

“Ia dikatakan tidak terwujud, tidak terpikirkan, tidak berobah. Oleh karena itu, mengetahui Ia demikian, engkau seharusnya tidak bersedih hati.” (Bhagawadgita, II.25).
Dengan demikian pada saat jiwatma terpisah dengan badan pada saat manusia mati, janganlah bersedih, karena jiwatma tetap hidup, ia akan mengalami sorga dan neraka, dan akan lahir kembali kedunia dengan wujud sesuai dengan karmaphalanya.

B. Karmaphala (karmaphala tatwa)
Karma Phala berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “Karma” yang artinya perbuatan, dan “Phala” yang artinya buah atau hasil. Jadi Karma Phala artinya hasil dari perbuatan seseorang. Manusia hidup selalu berbuat, karena berbuat atau bekerja adalah kodrat manusia didorong oleh kekuatan alam. Dalam kitab suci Bhagawadhita disebutkan sebagai berikut,
” Sebab siapun tidak akan dapat tinggal diam, meskipun dengan sekejap mata, tanpa melakukan pekerjaan. Tiap-tiap orang digerakkan oleh dorongan alamnya, dengan tidak berdaya apa-apa lagi.” (Bhagawadgita, III, .5).
Lakukanlah pekerjaan yang diberikan padamu, karena melakukan perbuatan itu lebih baik sifatnya dari pada tidak melakukan apa-apa. Sebagai juga untuk memelihara badanmu, tidak akan mungkin jika engkau tidak bekerja.” (Bhagawadgita, III.8).

Disadari atau tidak perbuatan itu pasti mempunyai akibat.Semua aktivitas yang kita lakukan baik berupa pikiran, perkataan, maupun perbuatan pasti mendatangkan akibat atau hasil. Baik buruk perbuatan itu ditentukan oleh hasil yang ditimbulkan. Akibat dari perbuatan itu ada yang menyebabkan orang lain senang, dan ada juga yang menyebabkan orang lain susah atau marah. Kita percaya bahwa perbuatan yang baik akan membawa hasil yangbaik. Demikian pula sebaliknya perbuatan yang buruk mendatangkan hasil yang buruk. Akibat yang baik akan memberikan kesenangan dan kebahagiaan, misalnya lahir dalam keluarga yang rukun, lahir dengan wajah rupawan, lahir menjadi anak pintar dan dihormati. Sebaliknya akibat yang buruk akan memberikan kesusahan dan kesengsaraan, misalnya lahir di keluarga yang selalu kesusahan, miskin, sengsara, cacat, buruk rupa dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar